Bismillaahirrohmanirrohiim,
Assalaamua’laykum warohmatullaahi wabarokaatuh, Salam Sukses
Luar Biasa! Perkenalkan
nama saya Maulida Balgis Arbinesya, biasa dipanggil Nesya
atau Ayu. Saya adalah pemilik
Restu Ibu Reborn yaitu sebuah usaha marketer yang
menyalurkan produk berupa paving
block, grass block, buis beton, udith, dan juga pemasangan
paving block, aspal dan marka
jalan.
Saya memulai usaha ini sekitar 2 tahun lalu, yaitu pada
bulan Agustus tahun 2020. Adapun
sedikit kilas balik sejarah PD Restu Ibu Reborn (usaha yang
saya dirikan sendiri) adalah
terinspirasi dari PD Restu Ibu (Usaha mama dan papa saya
yang memiliki toko fisik yang
bergerak di bidang penyaluran Genteng, Nok, Loster, Bata
Ringan, Paving Block dan
sebagainya). PD Restu Ibu sendiri juga merupakan perubahan
nama dari PD AYU JAYA.
Dimana saat ini usaha mama dan papa saya tersebut sudah
tutup.
Mama saya Aminah Thalib dulu bekerja di perusahaan keluarga
kami di Daan Mogot Grogol
bernama PD Jawa Timur. Pada waktu itu, kondisi toko keluarga
kami memang berjalan,
namun tidak memiliki kemajuan yang signifikan, tetapi
Alhamdulillaah semenjak dikelola
mama dan papa saya mengalami kemajuan yang cukup pesat.
Disini mama dan papa saya
turut berandil dalam perkembangan toko dimana saya
mengetahui bahwa pada saat itu,
mama dan papa saya berhasil menggarap beberapa proyek besar
salah satunya seperti Citos
(Cilandak Town Square). Selama bertahun-tahun mama saya dan
dibantu oleh papa berhasil
mengembangkan bisnis keluarga sampai akhirnya, Mama saya
membuka toko sendiri
dengan nama panggilan saya yaitu PD AYU JAYA di Bekasi.
Nama tersebut, PD AYU JAYA, karena dirasa oleh mama saya
pada saat itu kurang ok, maka
dicoba untuk di rebranding dengan nama Restu Ibu. Nama ini
merupakan ide saya yang saya
ajukan ke mama saya. Saat itu mama saya bingung memberikan
nama tokonya tetapi mama
saya sering berdiskusi dengan saya. Ketika mama saya
mendengarkan ajuan nama berupa
Restu Ibu, mama saya agak meragukan nama Restu Ibu untuk
Toko Genteng dan sebagainya
karena hal tersebut tidaklah umum. Mama saya menggangap nama
Restu Ibu seperti nama
rumah sakit atau nama bus dan tidak mencerminkan nama Toko
Genteng. Sayapun
menberikan alasan bahwa saya memberikan nama tersebut dengan
filosofi :
1. Mama saya keluar dari perusahaan keluarga dan ingin
membentuk perusahaan
sendiri dengan restu ibunya
2. Saya lihat mama saya adalah seorang anak yang sangat
ingin membahagiakan Ibu
dan keluarganya.
Dari dua hal tersebut saya menyimpulkan kelak toko ini akan
membawa keberkahan karena
tujuan mama saya untuk membahagiakan Ibu dan keluarganya,
saya lihat memang
bahwasanya semua bentuk semangat, kesabaran, disiplin dan
kesuksesan yang diperoleh
dari mama saya karena keinginannya untuk membahagiakan Ibu
dan keluarganya.
Seiring berjalannya waktu kemudian mama saya keluar dari
perusahaan keluarga dan
membuka toko sendiri bernama PD Restu Ibu yang berlokasi di
Pondok Kopi Jakarta Timur
sampai beberapa tahun kemudian pindah ke Lapangan Tembak
Cibubur. Sewaktu mama
saya membuka toko ini banyak pelanggan pelanggan besar yang
dipegang dan saya bisa
katakan cukup sukses. Sewaktu mama saya melakukan usaha ini,
mama saya kerap
membawa saya ke proyek-proyeknya agar saya melihat bagaimana
dan apa yang di lakukan
mama saya. Bahkan Ketika membuka toko sendiri, kami
sekeluarga tinggal di toko tersebut
jadi secara tidak langsung saya sering melihat dengan
langsung bagaimana mama saya
mengelola perusahaan tersebut. Pada saat itu, saya tidak tertarik
untuk berbisnis atau
meneruskan usaha mama saya. Saya melihat mama saya itu
pusing. Mama saya harus bisa
sabar menghadapi pembeli, kemudian mengatur tukang - tukang
agar bekerja dengan baik,
belum lagi menagih pembeli -pembeli yang memiliki hutang, adakalanya
mereka terlambat
bayar, adakalanya mereka tidak membayar hutangnya. Padahal
saat menagih hutang mama
saya didampingi papa saya dengan pengetahuan hukumnya karena
beliau bekerja di
Mahkamah Agung dan memiliki jabatan yang cukup baik untuk
sedikit menggertak para
penghutang ini untuk membayarkan hutang-hutangnya. Saya
ingat sewaktu itu, mama saya
harus menjual tanahnya di Temanggung untuk menutup hutang
karena permasalahan ini.
Dari kejadian tersebut, setiap mama dan papa saya menawarkan
saya untuk bisa berbisnis,
saya selalu mengelak dan memillih untuk menjadi pegawai saja
agar tidak mempunyai
beban pikiran yang berat. Selain proyek-proyek pembangunan,
bisnis utama mama saya
adalah menyalurkan atau distributor penjualan produk-produk
berupa genteng, paving
block, bata ringan, loster dan sebagainya.
Hal lain yang sangat berkesan untuk saya adalah berbisnis
itu tidak mengenal waktu, saya
sering melihat bagaimana pusingnya pengiriman barang tidak
mengenal waktu pagi, siang,
sore, malam bahkan tengah malam. Dari hal tersebut, saya
menemani semua proses itu
membuat saya bangga akan mama saya dan saya pun tidak tahu
apakah saya bisa seperti itu
atau tidak. Dengan bekal Pendidikan magister atau S2 saja,
saya masih selalu menanyakan
diri saya Apakah saya mampu minimal seperti mama saya. Saya
mengakui mama saya
memiliki semangat yang cukup tinggi dalam berdagang, mampu
melihat peluang, berani
mengambil resiko, memiliki kerapihan yang sangat teliti
sebagai contoh seperti pada catatan
keuangannya, serta kesabaran dalam menghadapi customer.
Setelah saya bercerita tentang kisah PD Restu Ibu, saya
ingin menceritakan bagaimana
akhirnya saya memutuskan untuk kembali berbisnis seperti
mama saya. Sebelum menikah,
saya memiliki kesepakatan dengan suami bahwa saya tidak akan
kerja kantoran karena
kebetulan saya suka pergi keluar kota ketika bekerja.
Setelah bersepakat, saya berhenti
bekerja sebulan sebelum akad nikah.
Di awal pernikahan, saya agak merasa bingung karena biasa
memiliki kesibukan yang padat
kemudian menjadi Ibu Rumah Tangga. Apalagi bisa dibilang
sedari kecil sampai saya bekerja,
saya jarang sekali berada dirumah. Saya lebih banyak
menghabiskan waktu saya untuk
berkegiatan di luar rumah. Penyesuaian di awal pernikahan
ini membuat saya bernegosiasi
dengan suami saya agar saya bisa memiliki kegiatan. Saat
itu, suami saya memberikan ijin
untuk mengajar. Saya mencoba mengajar, bahkan sempat mencoba
untuk memulai di bisnis
Pendidikan (TK, sempoa, dan bimba) tetapi taqdir Allaah
berkata lain.
Saya berdoa kepada Allaah, saya menginginkan bakti atau taat
terhadap suami saya, dan
juga berusaha untuk mengikuti jalur agama saya bahwa
sebaiknya wanita lebih banyak
dirumah, tetapi saya berdoa untuk bisa memiliki kegiatan.
Allaah menjawab pertanyaan
tersebut ketika saya sedang tidak sengaja melihat foto
status saudara saya. Saudara sepupu
saya inilah yang menjual paving block, buis beton dan
sebagainya. Anehnya saya baru
mengetahui bahwa saudara saya ini memiliki usaha yang sudah
cukup lama dan memiliki 4
pabrik yang terletak di Sawangan, Kampung Waru, Rawa Kalong,
dan Gunung Sindur.
Saat itu, saya mengobrol via whatsapp, mengenai apakah bisa
saya menjualkan produk
saudara saya tanpa modal, Saudara saya bilang bisa in syaa
Allaah, lalu kami terus
mengobrol via whatsapp bagaimana bentuk kerjasama yang akan
kami lakukan. Setelah
mengobrol via whatsapp, saya meminta ijin kepada suami saya.
Saya akan menjualkan
produk saudara saya secara online. Jadi saya tetap akan
dirumah dan hanya kalau ada
proyek penting yang perlu ditinjau akan pergi ke lapangan
dan biasanya hal itu di lakukan
bersama suami saya atau papa saya. Misalkan sendiri pun
biasanya tidak terlalu jauh dari
rumah saya. Setelah saya bersepakat, akhirnya saya
mendatangi salah satu pabrik saudara
untuk belajar mengenai product knowledge dan menanyakan
banyak hal tentang produk
produk yang akan dijual.
Setelah sepakat, saya kemudian memulai membuka toko online
dengan nama Restu Ibu
Reborn di Tokopedia di bulan Agustus tahun 2020. Saat itu,
saya sempat riset sedikit
mengenai produk-produk yang dijual di Tokopedia yang sama
dengan yang akan saya jual.
Pada saat itu, saya melihat, bahwa di Tokopedia sebenarnya
sudah ada beberapa toko besar
yang sudah lama, bahkan saya familiar dengan toko-toko
tersebut karena merupakan kawan
dari mama saya, namun dari segi branding mereka masih
menawarkan produknya tampilan
yang sederhana, dimana saat itu, hanya bisa dihitung jari
untuk toko-toko yang menjual
dengan design tampilan yang bagus dan menarik. Disini saya
melihat peluang yang saya bisa
manfaatkan dengan membuat branding saya yang sedikit berbeda
dengan yang lain.
Selain itu, strategi awal untuk bisa eksis di Tokopedia
adalah dengan membuat design
tampilan yang menarik dan konsisten dari segi branding, dan
juga masuk dengan harga yang
terbilang kompetitif, saya menargetkan untuk mendapatkan
pelanggan sebanyak-
banyaknya, untuk membangun volume dan portofolio, dengan
hanya memperhatikan
margin keuntungan yang bisa dibilang tipis.
Saat awal baru membuka toko online, saya tidak menyangka
bahwa ada yang menanyakan
produk saya di Tokopedia karena berjualan produk seperti ini
tidaklah umum. Dari hanya
beberapa pembeli tersebut membuat saya saya semangat untuk
berjualan dan
mengembangkan bisnis saya. Dengan antusiasme propspek/atau
pembeli membuat saya
jadi bersemangat untuk mengkonsepkan dan serius pada usaha
ini. Saya memulai sedikit
sedikit untuk merapikan foto produk, keterangan foto dan
deskripsi penjelasan produk. Saya
juga berusaha untuk membuat image yang baik pada social
media, saat itu saya focus di
Instagram. Saya mencoba membuat menarik image social media
dengan sentuhan merah
muda. Pada saat memulai bisnis ini, tidak sedikit yang
meremehkan karena menurut mereka
tidak ada yang membeli barang dengan kategori seperti saya
di Tokopedia. Dari hal
tersebut, justru membuat saya semangat. Apalagi ketika
pandemi Covid melanda
Indonesia dan dunia, otomatis karakter perilaku jual beli
menjadi berubah, dimana semua
orang mau tidak mau melakukan transaksi ekonomi dan jual
beli secara online dan dalam
kurun waktu tersebut kita dipaksa untuk dapat melek
teknologi. Terlepas dari pandemi
merupakan musibah bagi kita semua, tetapi hal tersebut
membawa akselerasi pada bisnis
saya, dimana bisnis saya dilirik pembeli karena pembeli
memiliki keterbatasan untuk
keluar rumah saat pandemi.
Dari awalnya lini bisnis utama saya adalah menyalurkan grass
block, bisnis saya berkembang
menjadi pemasangan paving. Setelah pemasangan paving pun
berkembang menjadi
pemasangan aspal. Dari pemasangan aspal ini, Alhamdulilllaah
justru saya baru menyadari
ternyata aspal, paving block dan produk yang saya salurkan
ini sebenarnya kalau saya mau
pelajari merupakan produk berbahan dasar dari batu. Saya
berkuliah di Jurusan Teknik
Geologi pada strata 1 kemudian Geologi Perminyakan di strata
2. Walaupun jurusan
peminatan saya lebih ke perminyakan tetapi saya mempunyai
dasar pengetahuan tentang
ilmu kebumian dan batu-batuan. Sayapun banyak berdiskusi
dengan teman Geologi saya
yang bekerja di bidang perkerasan jalan sehingga saya
memiliki pengetahuan lebih
mendalam lagi.
Alhamdulillah sampai sekarang, produk saya di Tokopedia
untuk kategori grass block
mendapatkan predikat terlaris. Semoga kedepannya Restu Ibu
Reborn bisa terus
berkembang dan mendapatkan keberkahan dari Allaah SWT.